
Ternyata, saya baru tahu kalau tahun ini, 8 September ga cuma dikenal sebagai hari aksara internasional, tapi juga berkembang sebagai hari literasi yang ditetapkan Unesco. Apa temen-temen tahu juga? That's why kali ini, saya mau ngomongin tentang minat baca dan gimana sih cara menumbuhkan itu dengan natural.
Literasi yang berasal dari kata literate, atau melek terhadap informasi identik dengan aktivitas membaca. Lebih lanjut, aktivitas itu membawa pada produktivitas sebagai hasil dari reproduksi seseorang terhadap bacaan, misalnya menulis atau yang lainnya.

Sering kan kalimat perintah itu kita dengar berulang-ulang. Bahkan semacam template para orangtua dari jaman dulu sampai sekarang. Anehnya, meski kita sendiri ada perasaan ga setuju dengan kalimat-kalimat itu, kita justru ikut melestarikannya. Ah, semoga ga banyak ya yang seperti itu.
Kita mesti buang jauh-jauh doktrin kalau membaca itu harus serius. Membaca itu harus buku. Belajar itu ya membaca buku. Dan belajar itu membosankan. Ga asik, ga hits dan kuno 😞
Iyap, kesan belajar jadi ga asik karena identik dengan yang begitu. Padahal sejatinya seluruh proses aktivitas kita sehari-hari penuh dengan pembelajaran. Mulai dari bayi. Bayi bisa berjalan, berbicara, makan, dan lainnya bukan karena membaca buku, tapi membaca fenomena. Membaca pengulangan dari gerakan dan sikap orangtuanya.
Baca Juga : Ibu, Mari Membaca
Begitu juga saat kita berbicara minat baca. Mau ga mau, suka ga suka, minat baca yang natural dan akan terus jadi habit itu berasal dari kebiasaan dalam keluarga. Kalau ayah bundanya punya tumpukan koleksi buku, bahkan ada perpustakaan mini keluarga, bisa dijamin, seluruh keluarga menyukai aktivitas membaca, meski kadar minat bacanya pasti berbeda.
Sebaliknya, kalau di sebuah keluarga, jarang ada buku tergeletak, bahkan majalah atau selebaran informasi susah kita lihat ada di sekitar ruangan, bisa jadi sekeluarga memang ga terlalu suka membaca.
Children see. Children do.
So, minat baca itu ga bisa ditingkatkan, kalau ga ditumbuhkan dulu. Dan, menumbuhkannya mesti sejak dini. Kalau udah terlanjur, apa ga bisa ditumbuhkan? Ya bisa sih, cuma perlu upaya yang lebih ekstra, maybe 😅
Hehe, sengaja dikasih ala Prita HW, kali aja ada tips menumbuhkan minat baca ala orang lain yang temen-temen bisa gabungkan jadi inspirasi.
Kalau tips dari saya ini, pure dari pengalaman saya selama bersentuhan di ranah literasi sejak 2003. Waktu itu, karena kuliah saya di Jurusan Ilmu Informasi & Perpustakaan, saya terjun membentuk sebuah komunitas bernama Insan Baca yang terdiri dari pengelola taman baca independen di Surabaya dan sekitarnya.
Sebenarnya saat itu adalah bentuk dari rasa geram saya tentang doktrin data-data yang selalu saya terima di bangku kuliah, bahwa minat baca Indonesia rendah, dan printilan-printilan lainnya.
Jadi, abaikan data-data seperti itu dulu ya temen-temen. Kita mesti mengosongkan pikiran untuk bisa menerapkan langkah positif dari diri sendiri dulu, minimal kita bisa terapkan di lingkungan keluarga atau komunitas terdekat.
Here is the tips...
#1 Mulai bersentuhan fisik dengan bacaan
Kesannya sepele ya. Ngapain pakai sentuhan fisik segala sih? Kan masih bayi ini, belum bisa baca! Eits jangan salah, saat di golden age itulah, seseorang merekam di alam bawah sadarnya tentang apa-apa saja yang dia lihat, dengar, dan rasakan. Dan, sudah banyak teori psikologi yang bilang, justru alam bawah sadar itulah yang terus akan mempengaruhi perilaku seseorang seumur hidupnya.
Kalau untuk balita, sekarang sudah banyak juga pilihan buku seperti board book atau buku kain yang aman dan anti sobek.
Jadi buat para ayah dan bunda, atau para kakak nih, bisa menyediakan pojok kecil di ruang keluarga atau ruang tamu, di kamar, dan di setiap sudut yang memungkinkan kita melakukan aktivitas membaca. Sebaran yang bervariasi semacam itu akan membantu menciptakan pola.
#2 Mulai dari hal yang kita suka
Nah, banyak yang ga sadar soal ini. Lebih parah lagi, baru tahu apa minat atau kesukaannya setelah usia dewasa. Ups, jangan sampai ya. Kalau misalkan bingung, apa sih yang kita sukai, bisa cek hobi kita apa. Dan apa yang selalu bikin kita penasaran untuk cari tahu informasinya secara terus menerus.
Let say dunia masak memasak sukses bikin kita selalu hunting resep, lalu iseng-iseng merambah cari tahu tentang bisnis kuliner. Dari situ, kalau terus kita hidupi rasa penasaran itu dengan jawaban-jawaban, kita pasti akan cari referensinya. Ibarat orang haus yang butuh minum. Dan saat sudah minum, masih terus cari bekal buat minum lagi saat haus kembali melanda. Itulah yang dinamakan dengan minat, hal yang paling kita sukai. Nantinya bisa membawa kita pada passion.
Passion sedikit berbeda dari hobi. Passion akan meningkatkan produktivitas, sedangkan hobi lebih pada pola konsumtif.
Cari referensi dari yang kita suka pun, ga harus langsung dalam bentuk buku, kok. Di era yang serba digital ini, kita bisa memulai dengan follow dan stalkin akun media sosial yang sesuai minat kita, gabung dengan komunitas yang masih sebenang merah, ataupun download dan pinjam online ebook yang bertebaran di beberapa aplikasi. Biasanya akun-akun yang inspiratif, akan berisi tips-tips yang mudah dilakukan. Pun dengan komunitas yang biasanya mewadahi para anggotanya dengan Whats App Group yang rutin mengadakan kul WA atau WA minar.
Baca Juga : Aku dan Buku Adalah Aku dan Pilihan Hidupku
Tapi, yang perlu diingat adalah tidak semua referensi yang kita inginkan ada di jagat maya. Setelah informasi secara umumnya kita dapatkan, cus cari informasi lebih jauhnya lewat buku.
#3 Gabungkan membaca dengan interest activity
Pernah kan lihat iklan yang berawalan dengan kata "Jangan dibaca...", lalu secara spontan, hal yang kita lakukan adalah malah membacanya. Yes, people do the opposite.
Jadi, saat kita meminta anak-anak atau bahkan diri kita sendiri untuk membaca, respon pertama adalah menghindarinya.
Supaya membaca menjadi aktivitas yang asik dan ditunggu, tipsnya adalah menggabungkannya dengan interest activity.
Misalnya, untuk anak-anak, kita bisa mengajaknya dengan arisan buku atau taddarus buku. Maksudnya membaca buku secara bergantian. Bebaskan mereka memilih buku favoritnya, lalu libatkan diri kita sebagai orang tua atau kakak yang baik dengan menjadi teman kecilnya. Selesai membaca, ajaklah anak-anak untuk ngobrol apa yang disukai dari bacaan, tokoh apa yang jadi favoritnya, dan sebagainya.
Bisa juga dengan membuat handy craft kreasi dari barang bekas ala kita. Sumbernya boleh diambil dari buku koleksi. Atau barang kreasi dengan sentuhan sains, yang sumbernya dari ensiklopedi. Nah, saat mereka takjub dengan hasil akhirnya, kita sampaikan kalau semuanya bisa terjadi karena ada sumbernya, yaitu berupa buku.
Hm, kalau buat anak muda atau orang dewasa?
Bisa kita inovasikan sendiri ya. Apa sih yang lagi happening dan viral, kita bisa memulainya dengan menonton film lalu mendiskusikannya. Atau dengan model sharing session bareng dan memamerkan sumber bukunya. Bisa juga dengan games edukatif atau malah travel dan camping dengan tema literasi. Sounds interesting, kan? Kuncinya, jadikan membaca itu smart dan menarik lewat turunan aktivitas yang dihasilkan dari membacanya.
Ga banyak tips dari saya soal menumbuhkan minat baca. Sedikit, semoga bermanfaat ya temen-temen. Yang terpenting, dicoba dari yang sederhana, lalu tumbuhkan jadi kebiasaan, dan konsisten. Rasakan hasil dan perbedaannya.
Sengaja saya buat video buat memudahkan temen-temen nih, simak juga ya >>
Minat baca itu bukan soal apa yang dibaca, tapi gimana kita cari tau apa yang paling kita minati dan cintai. Penuhi rasa cinta itu, hidupkan dalam aktivitas sehari-hari. Satu yang pasti, minat baca memang ga bisa kita rasakan langsung manfaatnya dalam sekejap mata, tapi kalau kita konsisten, sedikit demi sedikit akan kelihatan kok. Dalam jangka panjang, minat baca akan membawa pada keberdayaan seseorang dalam menyikap hidupnya.
Karena itu, Allah mewahyukan Rasulullah Muhammad SAW dengan ayat pertama yang menyeru untuk membaca 💓
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)
Wassalam,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.htmlQW
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html
Duh, selalu inspiratif tulisan Mbak idolaque ini mah, hehe.
BalasHapusNgena banget di bagian, masa golden age anak = masa yang paling potensial untuk kita mulai ngenalin bahan bacaan ke anak. Ini agak susah ditanamin sih jujur, karena ga langsung keliatan dampaknya, padahal efek jangka panjang ya Mbak.
KENA banget nih tipsnya mba
BalasHapusThanks much for sharing ya
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Kalau mau anak rajin baca dariorangtua dulu ya mengenalkan buku sejak kecil, membacakannya juga. Allhamdulillah anak-anak selalu nagih ke toko buku
BalasHapusMba Prita mangklingi ig, aku baru liat youtubenya heheheh.
BalasHapusMakasih banget tipsnya Mba, keren ya udah belajar literasi lama banget.
Aduh aku harus berguru banyak padamu nih mba Prit. kepo jadinya hahaha. Banyak ide ternyata ya Mba, semoga istiqomah membaca aku ini ahahhaa amunisi seorang penulis kudu banyak baca.
Terasa sekali kalau sekarang sudah jarang banget bisa baca buku, tapi alhamdulillah anak-anak suka dibacain buku, malah suka nagih kalau mau tidur minta dibacain buku dulu
BalasHapusAnak2ku sejak kecil aku sering aja main ke library atau datang ke story telling event di mall atau toko buku. Itu juga bikin mereka jadi hobi baca buku
BalasHapusDi rumah anak bunda ato di rumah bunda buku banyak ada bacaan anak-anak ada 100 dongeng tapi yang cucu keknya gak ada yang suka baca. Slow but sure bunda akan ajak dia untuk mencintai membaca.
BalasHapusdari kelima anakku hanya satu yang hobbi baca, selebihnya hobbi olahraga. Duh salah saya apa yah?
BalasHapusMungkin karena mereka sejak kecil sering ditinggal orangtuanya, yah begitulah kehidupan keras kawan, mama dan bapaknya harus banting tulang cari sesuap nasi dan sebongkah berlian. eh curcol
Tetapi tipsnya ini bagus juga loh, terutama emak yang anaknya masih kecil. Ayo diterapin tipsnya biar anak-anaknya rajin membaca.
Children see children do, setuju sekali dg quote ini. Tiap saya pegang buku anak2 pasti ikutan ambil bukunya sendiri2 :)
BalasHapusSekarang saya lagi ngajarin anakku supaya tertarik baca buku nih. Senang banget baca tulisan ini, ini. mau saya terapin tipsnya ahhh. makasih yaa, Mba :)
BalasHapusKadang mengapa lebih senang dengan e-book adalah karena e-book membunuh keingintahuanku yang kerap muncul di jam-jam tak terduga.
BalasHapusMalam, misalnya...
Jadi pas searching di perpustakaan online ada, langsung baca.
Alhamdulillah~
Dulu aku suka banget baca buku. Semenjak hamil kok anehnya berkurang, dan sekarang udah agak jarang baca buku. Lebih banyak ngetiknya sih. hihi
BalasHapusArtikel yang sangat membantu mba. Secara anak2ku sekarang minat bacanya mulai menurun.
BalasHapusAku sudah kenalkan anak-anak dengan buku sejak bayi. Plus kita pun suka baca.. jadi rumah penuh dengan buku. Anak-anakku suka baca walaupun memang masih on et off
BalasHapusSetuju banget sama ini:
BalasHapus"... children see, children do"
Kini aku sudah mulai memetik hasil, putriku suka banget membaca, meski novel, HAHAHA.
Gak tanggung-tanggung, novel bahasa Inggris, yang tebalnya aja bisa 5cm.
Aku sampai melongo, dibuatnya.
Aku juga terharu dan bangga saat putriku presentasi dalam bahasa Inggris ketika mau dikirim AFS ke Jepang, dia sangat percaya diri dan fasih.
Itu semua karena kecintaanya membaca.
Iya, putriku telah menemukan, passionnya...
Numbuhin minat baca memang dr apa yg kita suka lbh dahulu. Aku dulu suka pelajaran bahasa, jadi ya ubek2 buku bahasa sampai halaman terakhir
BalasHapusChildren See, Children Do, setuju banget Mbak. Kalau ingin menumbuhkan semangat membaca kepada anak, memamg seharusnya disediakan bahan bacaan ya, apapun itu bukan harua berbentuk buku. Tks mbak, sharingnya
BalasHapusHalo mba. Setuju banget nih kalau kita harus memperkenalkan anak dengan buku di usia dini. Tapi bagaimanapun tuh memang ortu harus memberi contohh
BalasHapusAk juga ngasih buku bacaan ke anak-anak kadang komik tapi harus aku baca dulu ada kata-kata yg jelek nggak.. Yg penting minat baca mereka sudah tumbuh
BalasHapusMenumbuhkan minat baca buat anak2 memang butuh proses ya. Dan memang harus ada teladan dari kita orangtuanya.
BalasHapusAgak susuah nih aku ngajarin anak ketigaku, karena mungkin selama ini dia liatnya aku suka pegang hape dan laptop ya, jadi yang diminta ya laptop sama hp juga, huhuhuhu
BalasHapusAndela karena aku suka buku dan juga jualan buku dari anak-anakku jadi juga suka buku dan dari bayi aku tuh emang udah nyetok buku untuk bisa mereka mainkan dan mereka bahagia bersama
BalasHapusTerimakasih ya mbak untuk tipsnya. Simpen ah
BalasHapusMakasi kk tipsnya.
BalasHapusMantap banget.
Cocok untuk batita yg udah mulai kecanduan gadget
Keren ini tipsnya agar anak suka baca dan makin cerdas ya, di Lampung lagi menyiapkan UU Literasi, doakan segera ya Mbk
BalasHapusSekarang lebih banyak baca via hape nih. kayak blogwalking dan baca berita di media online.
BalasHapusKirain passion tu hampir sama2 dengan hobi. Tapi ternyata gak semua yg hobi tu passionnya di sana ya? Kalau dah passion biasanya itu hobinya.
BalasHapusIni anak2ku jg lg rajin2nya aku kenalin buku2 Pritm TFS
Children see children do... So far aku udah mengajarkan senang membaca ada anak-anakku mba. Tapi yg untuk anak ke2 butuh usaha lebih. Lebih demen mainan gadget dia meskipun paparan gadget udah kuminimalisir.
BalasHapusAku hobi baca sejak kecil, makanya koleksi buku bacaan lumayan ..mudah-mudahan kalau punya anak nanti anakku juga punya hobi baca.
BalasHapusMewariskan anak-anak yang suka baca buku itu buatku luarbiasa. Mereka mungkin belum tentu bisa keliling dunia secara fisik, tapi buku membuat manusia menggenggam dunia di kepalanya
BalasHapusZaman sekarang minat membaca semakin berkurang ya, mbak. Penting banget menumbuhkan minat membaca lagi untuk anak-anak. Anakku yang baru masuk TK, sudah bisa membaca sedikit walaupun belum lancar, dia langsung minta dibelikan buku cerita. Aku sangat senang, karena dia sangat bersemangat membaca buku saat sudah bisa mulai membaca.
BalasHapus